Mendengkur dan Penyakit Berbahaya, Apa Kaitannya?

Mendengkur masih seringkali dianggap sebagai tanda tidur nyenyak bagi banyak orang. Padahal sebenarnya, mendengkur bukanlah pertanda tidur nyenyak apalagi berkualitas. Justru ketika seseorang tidur mendengkur, orang tersebut sedang mengalami gangguan pernafasan yang dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan.

Mungkin kamu bertanya-tanya, dampak negatif apa yang bisa ditimbulkan mendengkur selain suara kasar yang mengganggu?

Mendengkur lebih dari sekedar suara berisik yang muncul saat seseorang tertidur. Suara yang sering kali mengganggu orang lain atau menjadi bahan tertawaan ini, sebenarnya berkaitan dengan beberapa penyakit berbahaya seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.

Kaitan mendengkur dengan penyakit berbahaya mungkin terkesan berlebihan, namun sebenarnya tidaklah demikian. Mendengkur dapat meningkatkan resiko penyakit berbahaya bahkan memperburuk kondisi penderitanya. Hubungan mendengkur dengan penyakit berbahaya akan dibahas lebih lanjut pada artikel berikut ini.

Apa Penyebab Mendengkur

Sebelum membahas kaitan mendengkur dan penyakit berbahaya, mari lebih dulu melihat apa yang sebenarnya terjadi ketika seseorang mendengkur.

Mendengkur adalah suatu kondisi dimana seseorang mengeluarkan suara kasar dan berisik saat tidur. Kondisi ini disebabkan karena adanya penyempitan saluran pernafasan sehingga udara yang masuk saat bernapas membuat uvula bergetar dan menimbulkan suara dengkuran atau ngorok.

Anatomi saluran pernafasan saat tidur mendengkur.
Anatomi saluran pernafasan saat tidur mendengkur. Sumber: istock

Penyempitan saluran pernafasan terjadi karena otot-otot disekitar saluran pernafasan atas mengendur saat tidur. Akibatnya, jaringan lunak pada langit-langit saluran nafas turun dan mempersempit jalan masuk udara.

Semakin keras suara dengkuran menandakan semakin sempitnya saluran udara dan semakin sedikit pula oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Pada kondisi yang lebih berat, saluran pernafasan juga dapat tertutup sepenuhnya dan mengakibatkan henti nafas berulang yang disebut obstructive sleep apnea (OSA).

Jadi, mengorok bukan sekedar persoalan suara berisik semata melainkan lebih serius lagi mendengkur dapat menyebabkan kurangnya pasokan oksigen dalam tubuh. Hal ini selanjutnya akan mengarah pada OSA dan meningkatkan resiko berbagai penyakit berbahaya.

Penyakit Berbahaya yang Berkaitan dengan Mendengkur

Tubuh manusia melakukan regenerasi dan perbaikan sel-sel yang rusak saat tidur, kurangnya pasokan oksigen dapat menghambat proses recovery serta memperburuk kondisi orang-orang dengan komorbid (penyakit penyerta). Bahaya mendengkur memang tidak terlihat namun tidak dapat disepelekan. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang berkaitan dengan mendengkur:

Penyakit Jantung

Mendengkur memang tidak secara langsung menyebabkan serangan jantung namun dapat menjadi indikasi awal adanya penyakit jantung. Saat mendengkur pembuluh darah akan menyempit sebagai reaksi dari kurangnya pasokan oksigen yang diterima tubuh. Hal ini dapat meningkatkan resiko penyumbatan pembuluh darah ke jantung terutama bila disertai dengan obesitas dan kolesterol tinggi.

Hipertensi

Mendengkur dapat menaikkan tekanan darah tinggi

Mendengkur tidak hanya berdampak pada jantung saja tapi juga mempengaruhi tekanan darah. Penyempitan pembuluh darah sebagai reaksi tubuh atas kurangnya suplai oksigen dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan hipertensi. Hal ini juga merupakan alasan mengapa hipertensi dan obstructive sleep apnea (OSA) saling berkaitan.

Stroke

Peneliti dari Henry Ford Hospital menemukan bahwa mendengkur dapat meningkatkan resiko penebalan arteri karotis. Arteri karotis adalah pembuluh darah besar yang berfungsi untuk mengalirkan darah ke kepala. Pada kondisi yang parah, penebalan arteri karotis dapat menyumbat aliran darah ke otak dan menyebabkan terjadinya stroke.

Diabetes

International Diabetes Foundation mengatakan sebanyak 40% orang yang menderita OSA juga beresiko mengidap diabetes. Hal ini disebabkan karena kurangnya kadar oksigen dalam darah akan memicu otak menghasilkan hormon kortisol.

Hormon kortisol merupakan hormon stress yang dapat mengakibatkan terjadinya resistensi insulin (ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin). Akibatnya gula darah dalam tubuh menjadi tinggi dan dapat menyebabkan diabetes.

Obesitas

Pada tahun 2013 American Medical Association (AMA) menyatakan bahwa obesitas adalah penyakit yang memerlukan penanganan dan upaya pencegahan. Dalam kaitannya dengan mendengkur, obesitas memiliki hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Obesitas dapat membuat mendengkur menjadi semakin kencang

Obesitas membuat lingkar leher membesar yang secara langsung berperan dalam penyempitan saluran pernafasan. Penyempitan saluran pernafasan pada penderita obesitas menyebabkan mereka mengorok kencang saat tidur dan merupakan salah satu gejala OSA. 

Selanjutnya, OSA akan mengakibatkan tubuh mengalami kurang istirahat dan memicu otak memproduksi hormon leptin yang meningkatkan nafsu makan. Obesitas yang tidak kunjung membaik pada akhirnya dapat turut berperan dalam meningkatkan resiko terjadinya komplikasi penyakit berbahaya.

Kesimpulan

Mendengkur adalah salah satu gejala adanya obstructive sleep apnea (OSA) yang merupakan gangguan henti nafas saat tidur. Orang yang mengorok umumnya sudah pasti menderita OSA dan memiliki resiko tinggi atas berbagai penyakit berbahaya.

Berkonsultasi dengan dokter adalah langkah yang tepat untuk segera mendapatkan penanganan OSA. Apabila kamu dianjurkan untuk melakukan Sleep Diagnostic Test atau memerlukan informasi lebih lanjut seputar alat terapi PAP untuk mengatasi mendengkur, kamu dapat menghubungi Resindo Medika.

Resindo Medika adalah distributor resmi ResMed dan Somnomedics di Indonesia. Resindo Medika melayani Sleep Diagnostic Test dengan akurasi tinggi. Kamu dapat melakukan test tidur dirumah sakit atau dirumah sendiri dengan mudah, aman, dan nyaman.

Hasil Sleep Diagnostic Test yang akurat akan membantu dokter melihat kondisimu dengan lebih jelas dan menentukan tindakan yang tepat untuk mengembalikan tidur nyenyak berkualitas tanpa dengkuran.

Sumber:

Sleep Foundation: Snoring and Sleep. Diakses pada 2022

Goodsomnia: Does Snoring Cause Heart Attacks?. Diakses pada 2022

Specialist Clinics of Australia: The Link Between Snoring And Heart Disease. Diakses pada 2022

Johns Hopkins Medicine: Carotid Artery Disease. Diakses pada 2022

Goodsomnia: Diabetes And Snoring: A Dangerous Combination. Diakses pada 2022

Sleep Foundation: How Weight Affects Sleep Apnea. Diakses pada 2022

× How can I help you?