Apa Anda punya kebiasaan mendengkur? Atau justru pasangan Anda yang suka mendengkur? Siapapun itu, mendengkur dapat mengganggu orang yang tidur bersamanya, entah itu istri atau suami, saudara, teman, dan lain sebagainya.
Kebanyakan orang mengira bahwa mendengkur adalah efek dari gaya hidup yang sibuk dan melelahkan. Hal itu memang benar, hanya saja yang harus diketahui dan disadari yaitu ada perbedaan antara mendengkur yang normal dengan mendengkur yang menjadi suatu pertanda serius.
Dikutip dari shape.com.sg, Dr Lynne Lim dari Lynne Lim Ear Nose Throat & Hearing Centre, berbagi fakta penting tentang mendengkur. Studi tidur ini diperlukan untuk menunjukkan tingkat keparahan dengkuran, penyebab, dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya
Penyebab mendengkur dapat bervariasi, mulai dari penyumbatan hidung yang dipicu oleh tulang septal hidung yang bengkok, turbinat inferior yang terlalu besar (struktur di dinding samping hidung bagian dalam), rinosinusitis kronis, alergi dan polip.
Pada kondisi tertentu, mendengkur adalah tanda gangguan tidur yang disebut obstructive sleep apnea (OSA), di mana seseorang tidak dapat bernafas secara normal.
Umumnya, selain menjadi lelah dan mudah tersinggung, mendengkur juga dapat memicu sakit kepala ringan dan berakibat pada konsentrasi serta daya ingat yang buruk. Di samping itu juga, mendengkur juga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, serangan jantung dan stroke pada orang dengan OSA.
Ada berbagai perawatan yang bisa dilakukan. Untuk mendengkur ringan, bisa mengubah posisi tidur, menghindari alkohol dan merokok, mengatur berat badan. Namun pada kasus yang lebih kompleks perlu dievaluasi oleh dokter, kemudian perawatannya disesuaikan dengan penyebabnya.
Pada beberapa kasus juga, masker CPAP (continuous positive airway pressure) kerap digunakan. Namun, beberapa pasien mungkin merasa sulit untuk mentoleransi masker. Alternatif lainnya adalah dilakukan tindakan atau operasi pada hidung, langit-langit lunak, dasar lidah atau rahang.
